ATLETIK
Disusun Oleh :
-Umeir Fawwas Anaqi
1.Lari Jarak Menengah
Lari jarak menengah atau disebut Middle
Distance merupakan bagian dari nomor lari dengan menempuh jarak yang lebih jauh
dar lari jarak pendek. Nomor lari jarak menengah meliputi jarak 800 meter dan
1500 meter. Sedangkan lari jarak 3000 meter merupakan lari khusus dan dalam
perlombaan menggunakan halang rintang. Agar dapat melakukan lari jarak menengah
dengan benar, kita harus mengetahui prinsip gerak dalam lari jarak menengah
tersebut yang meliputi:
1. Gerakan lari dimulai dengan aba-aba start.
2. Sikap badan pada saat lari agak condong ke
depan dengan sudut sekitar 10 derajat.
3. Kedua tangan di ayunkan secara santai
beberapa centimeter di atas pinggang.
4.Frekuensi gerakan kaki pada saat lari tidak
terlalu cepat, dan kecepatan lari tidak maksimal
seperti kecepatan lari jarak pendek
tetapi dengan tetap menjaga kecepatan.
5. Pendaratan kaki pada tanah di awali
dengan sisi luar kaki bagian tengah.
Faktor-faktor yang penting dalam
melakukan lari jarak menengah:
- Gaya (Style) yaitu gerak tubuh yang terpadu sehingga gerak lari terlaksana
secara harmonis.
- Daya tahan tubuh (Stamina( yaitu dasar dari kekuatan untuk menempuh
jarak.
- Kecepatan (Speed) yaitu faktor utama untuk menempuh jarak dalam waktu
seminimal
mungkin
- Kepemimpinan (Leadership) yaitu kepandaian menggunakan strategi dan teknik
berlari
Setelah
kita mengetahui prinsip gerak dan faktor gerakan yang harus dilakukan
selanjutnya
bagaimana cara latihan lari jarak
menengah?
Di bawah ini adalah bentuk-bentuk latihan lari jarak menengah 800 meter adalah
sebagai berikut:
·
Berlari menempuh jarak 1200 meter dengan
kecepatan yang lebih lambat dari kecepatan lari 800 meter. latihan ini berguna
untuk meningkatkan stamina, menguatkan otot-otot dan organ tubuh.
·
Berlari menempuh jarak 1200 meter, 1600
meter, dan 2000 meter dengan kecepatan setengah dari kecepatan lari 800 meter.
Latihan ini bertujuan untuk menyesuaikan diri pada lapangan, memantapkan gaya
dan irama lari, serta menyelaraskan pernapasan dengan gerakan kaki dan tangan.
·
Berlari denga menempuh jarak 1000 meter
sampai 1200 meter dengan kecepatan tiga perempat dari kecepatan maksimal 800
meter dan dilakukan 2 kali seminggu. latihan ini brtujuan untuk memelihara
stamina tubuh.
·
Berlari jarak pendek 100 meter sampai
400 meter, dengan kecepatan maksimal atau sprint. Latihan ini bertujuan
meningkatkan kecepatan.
Untuk lari jarak menengah 1500 meter
latihannya dapat seperti latihan lari 800 meter dengan modifikasi jarak tempuh.
2.Lempar Lembing
Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra
beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram
dengan panjang 2,30 m.
Lempar
lembing mempunyai kekhususan bila dibandingkan dengan lempar cakram dan tolak
peluru, dimana lempar lembing tidak ditentukan oleh tinggi, berat badan dan
kekuatan maksimum si atlet, tetapi membutuhkan power dan kekuatan khusus lempar
di atlet sebagai hasil dari panjangnya lari awalan. Oleh karena itu secara
teknis, lembing hanya dapat dilempar dengan baik bila dilakukan dengan irama,
timing, serta koordinasi gerakan halus yang dimulai dari kaki, tungkai, torso,
dan lengan.
Teknik dalam lempar lembing. yang pertama,
yaitu:
Cara Memegang
Lembing dipegang pada bagian pegangannya yang
diikat dengan tali sepanjang 20cm, dengan jari kelingking terdekat pada ujung
lembing, sedangkan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dan jari tengah memegang
erat ikatan tali pegangan yang berbentuk tonjolan. Pegangan itu harus kuat dan
jari-jari lainya menahan lembing di atas telapak tangan. Telapak tangan harus
tetap menghadap ke atas selama gerakan melempar.
2. Lembing terbuat dari bambu dengan mata
lembing terbuat dari logam
a. Untuk putra panjang 260 cm, berat 800 gr
b. Untuk putri panjang 200 cm, berat 600 gr
Dalam lempar lebing terdapat 3 cara
untuk memegang lembing (Grip), yaitu:
1. Pegangan ibu jari dan jari telunjuk.
Dalam posisi ini ibu jari dan jari telunjuk berada di belakang tali
balutan lembing,
Sedangkan jari-jari yang lain
berada di dalam ikatan.
2. Pegangan ibu jari dan jari tengah.
Posisi ibu jari dan jari tengah berada di belakang tali balutan, sedangkan jari
telunjuk memanjang badan lembing.
3. Pegangan ”V”
Dalam pegangan ini lembing dipegang diantara jari telunjuk dan jari tengah.
Pegangan ini dapat mencegah terjadina cedera pada saat siku diluruskan
berlebihan (Over extended).
Lembing
yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang
2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.
Gambar lapangan lempar lembing:
-
Untuk melakukan gerakan melempar dalam lempar lembing dapat dilakukan dengan
teknik gerakan lempar yang dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1.
Lari Awalan (Approach)
Posisi awal, pelempar berdiri tegak menghadap ke arah lemparan dengan kedua
kaki sejajar. Lembing dipegang pada ujung belakang balutan tali memungkinkan
suatu transfer kekuatan di belakang titik pusat grafitasi, sedangkan jari-jari
mengimbangi tahanan dengan baik. Lengan kanan atau yang digunakan untuk membawa
lembing ditekuk dengan lembing dibawa setinggi kepala dengan mata lembing
menunjuk sedikit ke atas.
2. Lari Awalan 5 Langkah
Yang dimaksud lari awalan di sini adalah sepanjang 5-8 langkah sesuai dengan
kemampuan dalam lari sprint, seperti suatu lari percepatan dah harus dalam satu
garis lurus. Lembing masih dibawa dalam posisi setinggi kepala dengan mata
lembing tetap menunjuk sedikit ke atas. Punggung tangan menghadap ke arah luar
(latera). Selama lari lengan yang membawa lembing bergerak hanya sedikit,
sedangkan lengan yang lain bergerak sesuai dengan irama lari. Lima langkah
mengikuti lari awalan yang siklis tanpa suatu gangguan/interupsi. Urutan
langkah itu adalah kanan – kiri – kanan – kiri – lempar.
Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan Dan gerak
persendian ketika atlet tersebut berlari merupakan gerak berputar dimana pusat
putaran tersebut ada pada
1. Articulacio humeri merupakansumbu putaran ketika
mengayunkan tangan.
2. Articulation coxae merupakan sumbu putaran saat
mengayunkan tungkai.
3. Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan
Gerakan penarikan lembing dimulai pada saat kaki kiri mendarat, bahu kiri
menghadap ke arah lemparan, lengan kiri ditahan di depan untuk menjaga
keseimbangan. Sedangkan lengan yang melempar diluruskan ke belakang pada waktu
langkan 1 dan 2, dan lengan pelempar ada pada posisi setinggi bahu atau sedikit
lebih tinggi setelah penarikan, serta ujung mata lembing dikontrol selalu dekat
dengan kepala atau di samping telinga. Dalam hitungan 3, lembing harus
benar-benar lurus dan hitungan 4 lakukan silang/dorongan aktif dengan kaki
kanan ke depan bukan ke atas menuju arah lemparan, badan condong ke belakang,
bahu kiri dan kepala menghadap ke arah lemparan, poros lengan pelempar dan bahu
paralel, dan langkah impuls adalah lebih panjang daripada langkah pelepasan/delivery.
Hitungan kelima atau langkah kelima mengikuti dengan menempatkan kaki kiri yang
diluruskan dan dikuatkan pada tumit masuk ke posisi power (power position).
Dalam posisi power, lengan pelempar dengan lembingnya benar-benar berada di
belakang, membentuk garis lurus dengan bahu. Poros lembing dan poros bahu
adalah paralel, sedangkan mata memandang ke depan. Pusat massa badan bergerak
ke arah lemparan lewat atas kaki kanan dan dikontrol oleh kaki yang
diluruskan. Sedangkan kaki kiri memblok separo bagian kiri badan. Dada
mendorong ke depan dan menghasilkan ”tegangan seperti tali busur” yang
memungkinkan penggunaan sepenuhnya dari kaki , torso, dan lengan pelempar.
Tegangan busur meningkat dengan menahan lengan ke belakang. Untuk lebih
jelasnya dapat melihat gambar di bawah ini:
3. Pelepasan Lembing
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang
baik, bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar
secara aktif di bawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku
mendorong ke atas.
Pelepasan lembing itu terjadi di atas kaki kiri. Lembing lepas dari tangan pada
sudut lemparan kira-kira 45° dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan
bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah. Pada waktu lembing lepas
terjadi pada suatu garis lurus dapat digambarkan dari pinggang ke tangan
pelempar yang hanya sedikit ke luar garis vertikal, sedangkan kepala dan
tubuh/torso condong ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri
ditekuk dan memblok selama pelepasan lembing.
Setiap benda yang ada dibumi akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi meski
seringan apapun benda tersebut. Inilah yang menjadi penyebab mengapa
setiap benda yang bergerak dia akan berhenti karena adanya gaya gravitasi
tersebut. Seperti halnya yang terjadi pada lembing, setelah melambung tinggi
maka lembing tersebut akan jatuh dan menancap di tanah.
Saat melempar lembing diperlukan keseimbangan untuk mempertahankan posisi tubuh
ketika melempar. Tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan
memusatkannya pada satu kaki tumpuan teori yang tepat yaitu keseimbangan
dipengaruhi oleh letak segmen-segmen anggota tubuh.
Ketika hendak melempar lembing melemparkan benda maka moment gaya juga harus
kita perbesar sebab semakin besar moment gaya maka gaya yang dihasilkan juga
akan semakin besar jadi juga dapat menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin
besar power kita dalam melempar benda maka akan semakin besar pula kecepatan
benda tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar di bawah ini:
4. Pemulihan
Pemulihan terjadi sebelum garis batas dengan suatu pembalikan arah lemparan ke
kaki kanan. Lutut ditekuk secara signifikan dan pusat massa badan diturunkan
dengan membengkokkan badan bagian atas ke depan.
A.
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil
lemparan yang optimal diperlukan rangkaian gerakan yang benar dan penerapan
asas-asas atau prinsip-prinsip dalam biomekanika yang tepat. Sehingga dalam
olahraga ini tidak hanya otot yang diandalkan. Keharmonisan gerakan antara
tungkai, lengan, dan torso disertai dengan irama dan timing yang tepat
merupakan kunci dari keberhasilan melakukan gerakan lempar lembing.
B.
Saran
Yang dapat kami sarankan adalah bahwa dalam memdalami atau bila kita akan
melakukan gerakan lempar lembing selain memperhatikan kesiapan fisik juga harus
memperhitungkan prinsip-prinsip biomekanika yang terjadi dalam gerakan
tersebut.